Unlike Everything

November 18, 2015 • Online

Dari manakah media sosial mendapatkan keuntungan? Ya, sebagian besar adalah dari iklan. Mengapa iklan di media sosial, sebut saja Facebook, begitu laris? Selain karena penggunanya yang begitu banyak, alasan lainnya adalah karena iklan tersebut bertarget. Iklan yang muncul di halaman Facebook kita sudah disesuaikan dengan minat dan kepribadian kita. Bagaimana mereka mendapatkan itu semua? Dengan melakukan analisis terhadap aktivitas kita di media sosial. Salah satu aspek yang mudah digunakan untuk analisis adalah tombol “like”. Elan Morgan pernah membahas dan bereksperimen terhadap fitur like ini, dan hasilnya cukup mengejutkan, baik dari aspek iklan, maupun hubungan sosial.

Kira-kira setahun yang lalu aku pun melakukan hal yang sama. Aku me-unlike semua like yang ada (terima kasih kepada fitur Activity Log-nya Facebook) dan berhenti me-like konten apapun.

Selain like posting, aku juga me-unlike semua page dan minat di halaman About. Music, book, artist, causes, semuanya.

Setelah me-unlike semua yang pernah di-like di Facebook, isi News Feed berubah drastis. Kini muncul postingan-postingan dari orang-orang yang sebelumnya jarang berinteraksi dan jarang muncul dalam News Feed. Selain itu, isi News Feed pun jadi lebih beragam.

Di samping perubahan secara teknis, perubahan yang lebih penting pun terjadi. Ketika aku menyukai sebuah postingan, aku memaksakan diri untuk memberi komentar, bukan memberi like. Kalaupun tidak ada yang ingin dikomentari, ungkapkan saja “Suka!” melalui kata-kata. Dan hasilnya? Beberapa komentar pun dibalas oleh yang empunya posting. Artinya interaksi sosial di Facebook kini sudah meningkat ke level yang lebih interaktif.

Untuk menghindari keinginan menekan tombol like, aku menyisipkan CSS di browserku untuk menghilangkan semua tombol like. Jadi aku hanya bisa memberi komentar atau share saja.

Belakangan Facebook mengubah kembali layoutnya, sehingga CSS yang aku punya tidak lagi berfungsi. Tombol like muncul lagi. Namun karena sudah beberapa waktu berlalu dan aku sudah membiasakan diri memberi komentar, maka tidak ada lagi dorongan untuk mengeklik like, di Facebook maupun di media sosial lainnya.

Untuk kamu yang suka update di Facebook, suka membaca postingan-postingan teman agar bisa terus stay in touch, namun merasa sulit menjadi akrab karena tidak ada interaksi selain like, cobalah berhenti menekan tombol like, dan ganti dengan mengetik “suka!”

Comments are closed.